Wawancara Kerja Sukses Yang Diingkan HRD | jobsionfo.web.id | Kami telah sering memberikan tips perihal bagaimana kandidat menghadapi wawancara, namun sepertinya kami jarang untuk membicarakan bagaimana perekrut mengadakan wawancara.
Padahal, ada dua pihak yang terlibat dalam wawancara kerja, yakni perekrut dan kanidat. Perekrut, sama seperti kandidat, akan merasakan nervous dan membutuhkan persiapan sebelum wawancara berlangsung. Merupakan hal yang wajar bila perekrut juga merasakan deg-degan, karena banyak hal yang perlu dipertaruhkan dalam merekrut calon karyawan.
Persiapan yang MatangBaik kandidat dan perekrut, sebelum datang untuk wawancara kerja, haruslah dengan persiapan yang matang. Pertama, Anda harus paham betul deskripsi dan persyaratan untuk suatu pekerjaan�tahu kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan sebelum mengundang kandidat untuk datang interview. Jika ada yang kurang jelas bagi Anda sebaiknya tanyakan kepada tim yang merekrut, tanyakan kemampuan apa yang sangat dibutuhkan untuk posisi tersebut.
Selanjutnya adalah pelajari resume kandidat secara menyeluruh dan jangan lupa untuk memberi catatan mengenai apakah ada pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada kandidat. Persiapan yang wajib Anda persiapkan adalah mengetahui dengan betul perusahaan tempat Anda bekerja. Ini untuk menjawab pertanyaan jika kandidat menanyakan seputar perusahaan kepada Anda.
Dengan mempelajari resume kandidat secara sekasama, Anda bisa langsung bertanya tepat sasaran. Buat daftar pertanyaan agar Anda tak ketinggalan satu informasi pun dari kandidat. Practice makes perfect, jangan ragu-ragu untuk terus berlatih mewawancarai kandidat, terutama bila Anda merupakan perekrut baru.
Jadilah Pewawancara yang MengesankanWawancara tidak hanya ditujukan agar perekrut mengetahui kandidat saja, namun kandidat juga berkesempatan untuk mengetahui perusahaan saat wawancara kerja ini. Terlebih saat interview nanti akan ada pertanyaan yang akan disampaikan oleh kandidat juga. Jadi bisa dipastikan, kandidat juga akan mewawancarai Anda.
Wawancara yang mengesankan kandidat di mulai dari bagaimana mereka disambut saat pertama kali datang ke kantor Anda. Pastikan staff frontliner (satpam, resepsionis atau asisten admin) menyambut kedatangan kandidat dengan baik. Berikan penjelasan singkat kepada tim frontliner bahwa akan ada kandidat yang datang untuk diwawancara dan jelaskan apa yang harus mereka lakukan saat kandidat datang.
Selanjutnya adalah memastikan ruangan yang akan digunakan untuk wawancaara kerja siap digunakan. Bersihkan ruangan dan pastikan juga apakah Anda memerlukan peralatan penunjang interview kerja.
Terakhir adalah menemui kandidat tepat waktu. Hargai usaha kandidat untuk datang tepat waktu dengan menemui mereka sesuai waktu yang dijanjikan.
Jangan pernah lupa bahwa pilihan terakhir berada di tangan kandidat. Anda mungkin telah menemukan kandidat yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan, namun kabar gembira tetap datang di tangan kandidat apabila ia menerima penawaran kerja tersebut. Jadi pastikanlah bahwa wawancara kerja yang Anda buat meninggalkan kesan baik.
Perhatikan Perilaku dan Bahasa Tubuh AndaAlis yang naik. Senyuman menyeringai. Goyangan kepala kiri dan kanan. Mungkin Anda tidak mengatakan apapun, namun sikap dan gerakan Anda dapat menjelaskan apa yang sedang Anda rasakan.
Professor Psikologi dari UCLA, Dr. Albert Mehrabian, membagi komunikasi yang dijalankan oleh kaum manusia, yakni sebanyak 55% ditujukan untuk bahasa tubuh, 38% berdasarkan nada bicara dan hanya 7% berdasarkan pada ucapan. Ini menunjukkan bahwa interaksi sehari-hari manusia didasarkan pada bahasa tubuh dan sebagai pewawancara Anda wajib untuk memperhatikan bahasa tubuh yang digunakan agar komunikasi terjalin dengan baik.
Mulailah dengan berjabat tangan yang erat disertai dengan senyuman tulus. Menawarkan minuman juga bisa Anda lakukan, jika hal tersebut tidak terlalu membebankan. Selanjutnya adalah postur tubuh Anda. Hindari terlalu lama membungkuk karena mengesankan bahwa Anda sedang bosan. Usahakan untuk melakukan kontak mata selama berbicara dengan kandidat dan perhatikan apa yang mereka katakan. Praktekkan aturan 80/20 yang menyatakan kandidat harus berbicara sebanyak 80% dari waktu wawancara dan Anda hanya mengisi bahan pembicaraan hanya sebanyak 20% saja. Ingat, subjek dalam wawancara kerja adalah kandidat, bukan diri Anda. Hindari berbicara terlalu banyak yang nantinya malah Anda tidak mendapatkan informasi yang memadai.
Pilih Metode Wawancara yang CocokLain ladang, lain pula belalangnya. Setelah mempelajari kemampuan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, selanjutnya adalah menentukan metode wawancara kerja yang tepat untuk kandidat.
Contohnya, tidak semua wawancara kerja bisa menggunakan one on one atau wawancara tradisional. Hal ini dikarenakan kandidat berada di lokasi yang jauh dari perusahaan Anda, sehingga tidak memungkinkan untuk diundang untuk melakukan wawancara. Jika hal tersebut terjadi, Anda bisa menggunakan media Skype untuk mewawancarai kandidat. Baca artikel kami mengenai tipe wawancara kerja yang bisa Anda praktikkan ketika mengundang kandidat nanti.
Fokus ke Pertanyaan �Bagaimana� Bukan �Mengapa�Bagaimana cara Anda memberikan pertanyaan dapat menentukan suasana wawancara kerja. Ciptakan suasana wawancara kerja yang serius dan tidak menengangkan. Pertanyaan yang Anda ajukan haruslah dapat menggambarkan apakah kandidat tersebut cocok atau tidak dengan posisi yang dicari dan cara yang tepat adalah menanyakan �bagaimana� bukan �mengapa�. Pertanyaan �bagaimana� memberikan kesempatan kandidat untuk menjelaskan siapa diri mereka dengan menekankan kepada proses dan teknik Sedangkan pertanyaan �mengapa� mengesankan tekanan yang lebih ditujukan kepada kandidat. Sebagai perekrut, tanggung jawab Anda adalah memahami kandidat agar bisa memutuskan kebijakan yang adil dan akurat bukan untuk mengintimidasi kandidat.
Batasi pertanyaanYa, kami mengerti, pada sesi wawancara Anda ingin mengumpulkan informasi kandidat sebanyak-banyaknya. Namun, ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya tidak Anda tanyakan. Pertanyaan seputar agama dan sudut pandang politik yang dianut tidak mempunyai tempat dalam wawancara kerja. Sama halnya juga pertanyaan mengenai ketertarikan pada lawan jenis, kehidupan dan ketidakmampuan sebaiknya tidak ditanyakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Anda bukan merupakan orang yang diskriminatif terhadap seseorang.
Sebagai pedoman apakah pertanyaan yang Anda ajukan bersifat diskriminatif atau tidak adalah apabila Anda hanya menanyakan pertanyaan kepada kandidat tertentu saja. Selain itu, apabila pertanyaan tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan pekerjaan yang dilamar oleh kandidat, dapat dipastikan pertanyaan tersebut tidak begitu penting untuk ditanyakan.
Di dalam dunia rekrutmen, kandidat dan perekrut mempunyai peran yang harus dijalankan oleh masing-masing pihak. Pengharapan yang dipunyai oleh kedua pihak sama-sama tinggi dan tidak ada salahnya jika mempelajari panduan seperti ini untuk memudahkan dalam sesi wawancara kerja nanti. Luangkan waktu untuk menyiapkan wawancara kerja dengan baik, maka hasil yang baik pun yang akan didapat.